Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
- Kelainan pembuluh darah
- Kelainan persyarafan
- Obat-obatan
- Kelainan pada penis
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
- Cedera Diabetes melitus
- Sklerosis multiple
- Stroke
- Obat-obatan
- Alkohol
- Penyakit tulang belakang bagian bawah
- Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
- Anti-hipertensi
- Anti-psikosa
- Anti-depresi
- Obat penenang
- Simetidin
- Litium
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon
testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat
proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual
(libido).
Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:
- Depresi
- Kecemasan
- Perasaan bersalah
- Perasaan takut akan keintiman
- Kebimbangan tentang jenis kelamin.
Gejalanya
adalah Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.
Faktor yang menyebabkan kenapa banyak kasus disfungsi ereksi tidak terdeteksi
adalah karena adanya beberapa persepsi yang salah dari kaum pria mengenai
disfungsi ereksi itu sendiri, seperti : Disfungsi ereksi terjadi karena
masalah psikologis saja. Dengan bertambahnya usia, maka wajar saja bila
mengalami disfungsi ereksi. Disfungsi
ereksi adalah masalah pribadi, jadi sebaiknya jangan diceritakan ke orang luar
termasuk dokter.
Hal-hal yang menyangkut masalah seksual masih dianggap tabu
untuk dibicarakan. Adanya
penghalang dari segi psikologis yaitu rasa malu untuk mencari
pertolongan.
Adanya penghalang dari segi sosial-budaya
yaitu lebih mempercayai bentuk pengobatan mistis untuk menangani masalah
disfungsi ereksi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejalanya.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan
ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan
pada rambut, suara maupun kulit. Untuk membedakan penyebab fisik atau psikis,
dapat dilihat dari ereksi tidur yang biasanya dijumpai pula saat bangun
pagi/morning erection. jika saat penderita masih mengalami morning erction,
berarti impotensinya disebabkan oleh masalah psikis dan sebaliknya, jika
penderita tidak mengalami morning erection maka penyebab impotensinya adalah
masalah fisik. Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul
dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan
darah di tungkai.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
- Pemeriksaan kadar TSH
- USG penis.
Pengobatan Nutrisi yang dibutuhkan : Calcium I, Zinc,
Cordyceps, Beneficial dan Vitality Impotensi biasanya bisa diobati tanpa
pembedahan dan jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus
dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut
Teknik pemusatan sensasi 3
tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatanemosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan
:
- Tahap I : Bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
- Tahap II : Pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
- Tahap III : Melakukan hubungan badan. Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar